Militer Maroko dan Spanyol Bentrok
![]() | |
INTAI MUSUH: Sebuah pesawat militer Spanyol melakukan pengintaian terhadap tentara Maroko di Perejil, sebelum serbuan dilakukan Rabu pagi kemarin. (Foto: Suara Merdeka/rtr-30) | |
BEL YOUNECH - Pasukan Spanyol mengusir keluar tentara Maroko dari sebuah pulau sengketa di lepas pantai Mediterania Maroko, Rabu kemarin, dalam sebuah aksi militer tak berdarah yang oleh Rabat disebut sebagai "agresi".
Menurut Reuters semalam, Spanyol berdalih operasi militer untuk mengusir tentara Maroko itu merupakan pembelaan diri, dan dilakukan tanpa menimbulkan korban jiwa.
Tentara Maroko tersebut mendirikan kemah dan mengibarkan bendera negara itu di pulau sengketa Perejil (Maroko menyebutnya Pulau Leila) yang tidak berpenghuni, pekan lalu.
Menlu Spanyol Ana Palacio mengatakan, negaranya ingin kembali ke kondisi status quo sebelum aksi militer yang mengakhiri pendudukan lima hari tentara Maroko itu, dan berniat menarik pasukannya secepat mungkin.
Namun Madrid pertama-tama menuntut jaminan dari Maroko bahwa negara Arab di Afrika Utara itu menerima dikembalikannya posisi seperti sebelum militer Maroko menduduki pulau tersebut.
Kementerian Luar negeri Maroko mengatakan, penggunaan kekuatan militer tidak dapat dibenarkan dan bertentangan dengan norma hubungan internasional.
"Berkaitan dengan serangan ini, Kerajaan Maroko, di atas segalanya, menuntut penarikan segera pasukan Spanyol dari Pulau Leila, yang merupakan wila-yah Maroko," kata kementerian tersebut.
Terpaksa
Segera setelah serangan sebelum Rabu subuh itu, bendera kuning-merah Spanyol terlihat berkibar di pulau sengketa tersebut. Sementara orang-orang Maroko setempat memandang dari puncak karang di sekitar Pulau Leila.
"Pagi ini, Pemerintah Spanyol terpaksa memerintahkan pasukan Maroko untuk meninggalkan posisi yang mereka duduki di Pulau Perejil. Operasi tersebut berhasil tanpa jatuh korban tewas dan luka," kata Pemerintah Spanyol dalam sebuah pernyataan.
Seorang pejabat Pemerintah Spanyol di dekat daerah kantong Ceute mengatakan, tentara Maroko yang berada di pulau karang Perejil (bahasa Spanyol yang mengacu pada pohon peterseli liar yang tumbuh di pulau itu) telah diserahkan ke pihak berwenang Maroko di perbatasan.
Kepada Reuters Menlu Spanyol Ana Palacio mengatakan, sejauh yang diketahuinya tidak ada tembakan yang dilepaskan.
Dua bendera Spanyol dikibarkan di pulau kecil berukuran 300 x 500 meter itu, yang terletak hanya 200 meter dari daratan utama Maroko. Tiga kapal AL Spanyol dan sebuah perahu sipil kecil, ada di dekat pulau itu.
Pemerintah Maroko mengatakan, kemah-kemah yang dibuat tentaranya di Pulau Leila adalah "pos pengamatan" untuk mencegah imigrasi gelap dan penyelundupan obat terlarang.
Hubungan Spanyol-Maroko menegang, sejak Maroko menarik dubesnya dari Spanyol pada Oktober lalu, akibat perbedaan pandangan kedua negara itu seputar permasalahan imigrasi ilegal dan pernjanjian perikanan dengan Uni Eropa (UE)
Presiden Komisi Eropa, Romano Prodi, tidak dapat membenarkan aksi militer Spanyol tersebut dan menyerukan dicapainya pemecahan diplomatik.
"Komisi Eropa prihatin atas insiden yang terjadi di Pulau Perejil, "katanya.(rtr-ms-30)
0 komentar:
Posting Komentar